Opini  

Bersahabat dengan Tujuan

Mewarta.com, Makassar– Dikisahkan, ada seorang pejabat sukses yang selalu ingin lebih dahulu tahu (one step ahead) dari lawan politiknya tentang segala informasi mengenai dunia bisnis dan politik. Sebuah agen surat kabar dibayar mahal supaya korannya diantar paling awal.

Tidak puas dengan itu, pejabat ini bertanya dan meminta kepada jin peliharaannya agar bisa membaca lebih dulu koran-koran di tahun mendatang. Pokoknya ia ingin tahu lebih dulu. Jin memberikan apa yang diminta tuannya. Bulan-bulan pertama tertera pejabat ini sukses dan kariernya menanjak.

Tampak pada pertengahan tahun mendatang ia sedang meresmikan suatu mega proyek, dua bulan kemudian dia dilantik oleh pejabat tinggi untuk memegang jabatan baru dalam suatu promosi.

Akan tetapi, betapa kagetnya sang pejabat ketika di koran edisi akhir tahun tersebut ia melihat sebuah kereta kematian di halaman depan. Tampak para pejabat tinggi sedang melayat dirinya yang sudah terbujur kaku akibat serangan jantung.

Ketika suatu hari kita diajukan pertanyaan, “Apakah tujuan hidupmu?’ ‘’Apakah jawaban kita”?. Tampaknya pertanyaan ini mudah sekaligus sulit untuk dijawab sehingga tidak heran, pertanyaan ini terkadang seperti ancaman bagi mereka yang tidak mengerti hidup, namun bagai cahaya yang terus memancar bagi yang sudah mengerti makna kehidupan yang sesungguhnya.

Hidup tanpa tujuan ibarat rumah tanpa lampu, dunia tanpa kutub, bumi tanpa gravitasi, dan tata surya tanpa matahari. Hidup tanpa tujuan ibarat kata-kata tanpa huruf, ucapan tanpa suara, pandangan tanpa mata, dan pendengaran tanpa telinga.

Hidup tanpa tujuan juga ibarat kepala tanpa otak, dada tanpa jantung, dan lutut tanpa tungkai. Apapun tujuan hidup akan memberikan makna yang berarti dalam menghabiskan waktu-waktu kehidupan ini sendiri sehingga lebih berarti.

Jawaban pertanyaan di atas akan sangat bervariasi bergantung sejauh mana masing-masing individu meresapi arti kehidupan ini. Namun, penetapan tujuan hidup merupakan bagian yang terpenting dan usaha mencapai tujuan tersebut merupakan seni tersendiri dalam hidup.

Kapan tujuan tersebut akan tercapai? Ketika kita sudah memulai mengerjakan pencapaian tujuan tersebut pada saat itu pula tujuan mulai dicapai. Bukankah sukses lebih merupakan suatu perjalanan daripada sekadar berada pada posisi pencapaian cita-cita.

Tujuan hidup berada dalam koridor waktu, namun dia tidak didikte waktu. Waktu akan terus bergulir sekalipun manusia tidak memiliki tujuan hidup. Bagi mereka yang memiliki tujuan hidup, waktu merupakan aset yang paling berharga. Kita memiliki waktu yang sama tetapi memiliki kemampuan dan kompetensi yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Mereka yang dapat mengatur dan memanfaatkan waktunya dengan bijaksana sering mengalahkan mereka yang memiliki kemampuan lebih. Pemanfaatan waktu kerja 8 jam per hari sangat ditentukan sejauh mana kita mengartikan dan memosisikan din pada tujuan hidup.

Tujuan hidup orang tidak lepas dari pekerjaan. Ogan Nash mengemukakan, jika Anak tidak mau bekerja, Anda tetap harus bekerja supaya cukup bekal untuk tidak perlu bekerja nantinya. Pekerjaan ibarat lokomotif yang menarik seluruh kompetensi yang dimiliki dalam koridor pencapaian tujuan hidup. Namun, seberapa kuat tenaga yang diperlukan untuk menarik serangkaian gerbong kompetensi tergantung bagaimana memaknai setiap jenis pekerjaan yang dibebankan kepada kita melalui cinta.

Dalam bukunya You Can Reach the Top, Zig Ziglar mengemukakan kalau kita mencintai pekerjaan kita, pekerjaan itu menjadikan kehidupan kita terasa manis, bertujuan, dan berbuah. Orang yang memiliki tujuan hidup beranggapan lebih baik kehilangan jabatan daripada kehilangan harga diri.

Napas tujuan hidup sebenarnya berada pada aspek spiritual yang kita miliki. Jika sampai hari ini kita masih dapat menikmati napas kehidupan ini, berarti kita masih diberi kesempatan untuk
menetapkan dan mencapai tujuan tersebut dengan optimal. Bukankah hidup di dunia ini sifatnya sementara? Bahkan dikatakan hidup ini bagaikan uap, sebentar tampak dan sekejap kemudian berlalu. Apa yang diperbuat selama hidup tentu akan menjadi monumental bagi orang lain.

Seberapa jauh prestasi yang kita capai dalam kehidupan ini bukanlah ditentukan oleh apa yang kita perbuat, terhadap kejadian yang dialami, hari demi hari.

Dalam suatu ucapan turut berdukacita di salah satu harian terkemuka beberapa waktu lalu tertulis sebuah pepatah mengatakan, “When you were born, you cried and the world rejoiced. Live your life in such a manner that when you die, the world cries andyou rejoice.” (Ketika kau lahir, kau menangis dan dunia berbahagia. Jalani kehidupanmu dengan berarti, maka ketika engkau meninggal, dunia akan menangisimu dan engkau berbahagia).

Membuat kehidupan ini lebih bermakna, berarti kita memulainya dengan menetapkan tujuan hidup yang jelas dan terarah. Tujuan yang tertata dengan baik pun harus dilakoni dengan tepat, karena lilin tidak akan menjadi sebuah lilin, jika tidak dinyalakan dan diletakkan di tempat yang gelap, garam tidak akan menjadi garam jika tidak mengasinkan yang hambar, dan kapal tidak akan berfungsi sebagai kapal jika hanya berlabuh di dermaga.

Kita tidak dapat memastikan apa yang terjadi di tahun-tahun mendatang, namun kita dapat memilih dan memastikan tujuan hidup kita saat ini. Mulai dari tujuan hidup spiritual, sosial, fisik,
mental, ekonomi, dan keluarga dapat kita rancang dengan sungguh-sungguh hingga menjadi satu roda kehidupan yang dinamis dan bermakna.

Orang yang memiliki tujuan hidup akan memiliki perspektif yang lurus dan benar ketika ia mencoba untuk menjalaninya. Tidak heran, Abraham Lincoln seorang pemimpin legendaris mengatakan, “Tidak ada orang yang tersesat di jalan yang lurus.”. Kita merenung, dan bertanya mengapa kita merenung, selanjutnya perenungan itu akan memunculkan konfirmasi baru dalam hidup bahwa hari ini adalah hari pertama dari sisa hidup kita.

Selamat menemukan, menetapkan, dan menikmati tujuan hidup.

Tinggalkan Balasan