Logika Gila Muh Anwar HM: Mengapa Pengecut Takkan Pernah Sampai di Surga Impian?

Mewarta.com – Pendidikan – Terbitnya sebuah buku adalah momen istimewa. Ada kerja keras, mimpi, dan keberanian yang tertuang di setiap halamannya. Hal ini jugalah yang terjadi pada buku terbaru dari Muh Anwar HM yang berjudul Logika Gila Sang Pemberani (Mati Sebelum Mati Terjadi). Sebuah karya yang bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah manifesto untuk melawan ketakutan yang sering kali membelenggu hidup kita.

Ditulis oleh seorang akademisi yang juga dikenal sebagai motivator dan Mind Technology Trainer yang ulung, Muh Anwar HM. Buku ini lahir dari pengamatan mendalam tentang bagaimana manusia sering kali terjebak dalam skenario terburuk yang belum tentu terjadi. Sebuah kondisi yang ironis, di mana kita membiarkan ketakutan akan kegagalan membunuh impian kita, bahkan sebelum kita memulai.

Sebuah Manifesto Pemberontakan terhadap Ketakutan

Dengan 230 halaman yang diterbitkan oleh Goresan Pena, Kuningan Jawa Barat, buku ini mengajak kita untuk berpikir di luar logika konvensional. Muh Anwar HM tidak menawarkan jalan pintas atau solusi klise. Sebaliknya, ia memperkenalkan sebuah “logika gila” yang provokatif: untuk benar-benar hidup, kita harus berani “mati sebelum mati terjadi.”

Ini bukanlah ajakan untuk menyerah pada takdir, melainkan sebuah metafora kuat untuk mematikan ego yang pengecut, meruntuhkan keraguan, dan membebaskan diri dari ilusi kontrol yang sering kali membuat kita lumpuh. Buku ini akan membongkar akar ketakutan, menantang asumsi negatif, dan membimbing kita untuk menemukan keberanian ekstrem yang selama ini tersembunyi.

Melalui narasi yang tajam, kita akan diajak menari di tepi jurang ketidakpastian, memeluk risiko, dan melangkah maju meskipun dihantui bayangan kegagalan. Buku ini adalah undangan untuk menghancurkan rantai keraguan dan menjadi sang Pemberani sejati.

Dua Jiwa yang Tak Terpisahkan

Kehadiran buku ini semakin terasa istimewa dengan adanya kata sambutan eksklusif dari Sitti Zakiyah AM, S.Sos., MM, seorang ASN di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kata-katanya bukan sekadar formalitas, melainkan curahan hati dari dua jiwa yang terikat kuat. Sebuah pengakuan akan perjalanan yang mereka lalui bersama, di mana setiap tantangan dihadapi sebagai satu kesatuan.

“Anwar adalah jiwa yang berani, dan keberanian itu telah menular dalam setiap langkah hidupku. Buku ini bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga tentang kita, tentang setiap mimpi yang pernah kita perjuangkan dan setiap ketakutan yang kita taklukkan. Ia adalah sosok yang mengajarkanku bahwa hidup tidak diukur dari seberapa banyak kita berani, tetapi dari seberapa sering kita berani bangkit setelah terjatuh.”

Sambutan ini menjadi bukti nyata bahwa di balik setiap karya besar, ada dukungan emosional yang tak tergantikan. Dua jiwa yang saling menginspirasi dan menguatkan, membuktikan bahwa keberanian sejati sering kali tumbuh dari kebersamaan.

Reaksi Pembaca: Rollercoaster Mental yang Mencerahkan

Buku ini telah mendapatkan pujian dari berbagai pihak. Risman Aris, seorang Pakar Hypnoterapi, memberikan pengantar yang mendalam, sementara Angkilang, Co Trainer of ITMT Indonesia, bertindak sebagai editor. Salah satu tanggapan yang paling memikat datang dari Suraiyah, Amd.Keb., SS.T, yang menyebut buku ini sebagai “rollercoaster mental yang mendebarkan.”

“Sebelum baca buku ini, hidup saya lumayan datar. Setelah baca, saya merasa seperti naik rollercoaster mental yang mendebarkan! Muh Anwar HM ini memang ‘gila’ dalam artian terbaik. Dia sukses membuat saya bertanya: kenapa selama ini saya takut pada hantu yang belum ada? ‘Mati Sebelum Mati Terjadi’ bukan cuma judul, ini adalah filosofi hidup yang bikin kita sadar, seringkali musuh terbesar kita itu cuma imajinasi sendiri. Dua jempol untuk karya yang bikin ketawa miris ini!”

Ini bukan sekadar buku motivasi biasa. Ini adalah sebuah cermin yang memaksa kita untuk melihat ketakutan terbesar kita dan menghadapi mereka. Apakah Anda berani membuka halaman pertama dan memulai perjalanan transformatif ini?