Mewarta.com, Jeneponto – Alumni Magister Sosiologi Universitas Hasanuddin menegaskan bahwa partai politik harus lebih interaktif dalam membangun trust dengan masyarakat. Menurutnya, aspirasi rakyat harus menjadi acuan utama dalam setiap perjuangan politik.
Belakangan ini, publik dihebohkan dengan pemberhentian sejumlah anggota DPR RI, di antaranya Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach (Partai Nasdem), Uya Kuya dan Eko Prasetyo (Partai PAN), serta Adies Kadir (Partai Golkar). Rahmat, salah satu alumni Magister Sosiologi Unhas, menilai langkah tersebut merupakan tindakan rasional, mengingat pernyataan-pernyataan mereka dianggap telah menyinggung dan mencederai perasaan rakyat.
“Atas berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya sejumlah warga negara Indonesia dalam perjuangan menyuarakan aspirasinya,” ungkap Rahmat.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa salah satu fungsi utama partai politik adalah menjalankan peran sosialisasi dengan menciptakan citra yang benar-benar memperjuangkan kepentingan umum. Hal ini termasuk membawa nilai-nilai spesifik warga negara seperti agama, budaya, keadilan, nasionalisme, serta menjaga keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia.
Mengutip teori Gabriel A. Almond tentang sosialisasi politik, Rahmat menjelaskan bahwa proses belajar politik dalam masyarakat tidak berhenti hanya pada titik pendewasaan semata, melainkan terus berkembang sesuai dengan realitas dan konteks sosial yang berbeda-beda.
“Oleh karena itu, partai politik seharusnya memiliki empati yang tinggi kepada masyarakat, dengan melakukan pendekatan emosional yang humanis, serta melahirkan kebijakan yang mampu menyejahterakan rakyat banyak,” tegasnya.