Mewarta.Com, Makassar-Di suatu kota ada seseorang yang bernama Nur, pemuda dengan banyak prestasi di sekolahnya. Ia seorang pemuda yang banyak disukai orang dengan murah senyumnya. Tetapi, dibalik senyumnya banyak cerita tersembunyi yang tak dapat tersampaikan. Kisah ini baru saja dimulai.
Pagi yang cerah, Ia bangun dan segera bergegas menuju sekolah. Jarak sekolah dari tempat Ia tinggal sekitar 3 Km. Seperti biasa Ia menunggu dipinggir jalan sembari menunggu tumpangan menuju sekolahnya. Keluar dari mula pintu Ia berpamitan dan tak lupa bersalaman kepada kedua orang tuanya.
“Pak, Bu, Aku pamit ke sekolah dulu ya”, ucapnya sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
Tepat di hari ini, ternyata ada penerimaan dana bantuan bagi siswa(i) yang kurang mampu. Pada tingkatannya Ia mendapatkan sejumlah uang sebesar Rp. 1.000.000,00. Bukan hanya dia, namun beberapa siswa lain senang dengan adanya dana bantuan ini. Selain bisa menambah uang saku, juga bisa dipergunakan untuk keperluan sekolah lainnya.
Di sekolah, setelah penerimaan dana bantuan itu, Ia dan teman-teman kelasnya berencana mengadakan acara kecil-kecilan. Seperti pemuda pada umumnya, mereka berencana untuk bersenang-senang pada malam harinya dengan mengunggunkan uang tersebut. Singkat cerita bel sekolah berbunyi tanda pulang sekolah tiba.
Sampailah Ia di rumah selepas dari sekolah dengan diantar oleh temannya.
“Assalamualaikum”, ucapnya sambil mengetuk pintu rumah.
“Wa’alaikumussalam, masuk Nak, Ibu sudah menyiapkan makanan di atas meja”, jawab Ibu dari arah dapur.
Lalu Ia beristirahat di kamar dan tertidur.
Jam menunjukkan pukul 17.00, Ia dibangunkan oleh Ibunya. Setelah Ia bangun, Ia langsung bergegas bersih-bersih dan siap-siap untuk pergi ke lokasi tempat Ia akan bersenang-senang dengan teman-temannya.
“Bu, Aku pamit dulu” ucapnya sambil berlari keluar rumah.
Ia memang seorang yang sangat berprestasi di sekolahnya. Tetapi, lingkungannya merupakan salah satu lingkungan yang dapat dikatakan keras. Sampainya ia di lokasi, Ia dan teman-temannya langsung membeli bahan-bahan yang akan dipergunakan saat acara malam nanti seperti, ayam, minuman alkohol, dan masih banyak lagi.
Malam pun tiba, Ia bersama teman-temannya langsung mengeksekusi apa-apa yang ingin mereka lakukan. Larut malam Ia mulai mabuk sampai tak sadarkan diri. Kemudian, salah seorang temannya mengantarkan Ia untuk kembali ke rumahnya dalam keadaan mabuk. Setelah sampai di rumah, Ibunya menangis melihat anaknya yang mabuk seperti itu, karena Ibunya tahu bahwa anaknya merupakan salah satu siswa berprestasi di sekolah dan sampai tak habis pikir kenapa anaknya bisa melakukan hal sekeji itu.
”Nak, kenapa kamu begini?” ucap Ibunya sambil menangis.
Bapaknya hanya bisa terdiam dan berkata, “Kamu boleh bergaul dan bermain dengan siapa pun Nak, tapi ingat! Jauhi dan benci larangan-Nya, bukan ciptaan-Nya” ucap bapak sambil merangkul anaknya.
Sang anak pun menangis dan bersujud meminta maaf kepada kedua orang tuanya.












