Mewarta. Com, Selayar- Logistik apapun bentuknya adalah suatu hal yang dibutuhkan banyak orang. Apalagi logistik untuk kebutuhan perang tentu akan sangat menentukan hasil akhir dari perang tersebut.
Distribusi logistik adalah program yang telah dimulai sejak lebih dari satu dekade yang lalu di Selayar. Dengan tujuan dan harapan mengembalikan fungsi dan peranan Selayar di masa lalu, disamping sebagai bandar niaga juga masuk kedalam jalur sutera perdagangan dunia (sea route, 8 juni 1660).
Pertanyaan yang muncul kemudian Mampukah kita menjadikan Selayar sebagai distribusi LOGISTIK? Atau Logistik apa yang mampu kita distribusikan?
Di masa lalu (1653) Selayar muncul sebagai pusat penting produksi kapas nusantara, selanjutnya 1849 dimulai penanaman pohon kelapa secara lebih luas lagi dengan melakukan penanaman perdana sebanyak 5000 pohon kelapa (Du Bois de Jancigny) disusul kemudian Revolusi Tani di tahun 1873 dengan penanaman Kopi dan Lada. Sampai puncaknya 1880 tercatat ada 90.000 pohon kopi yang sementara berbuah di Selayar (Engelhard).
Demikian sejarah bercerita kepada kita tentang apa yang terjadi di masa lalu sampai mampu menjadikan Selayar sebagai bandar niaga sekalian menjadikan Selayar sebagai bagian dari jalur sutra (sea route). Dari catatan sejarah diatas dapat disimpulkan bahwa dimasa lalu Selayar mampu menciptakan PRODUK LOKAL (Logistik) dalam rupa kapas, kopra, tekstil, kopi dan lada sebagai komoditi perdagangan yang sangat dibutuhkan oleh para pedagang baik dari Nusantara, Asia, Afrika dan Erofa.
Waktu akhirnya mempertemukan kita di era sekarang. Setelah berlalu 200 s.d 300 tahun beberapa komoditi itu kemudian hilang dengan sendirinya. Yang tersisa adalah KOPRA? Ternyata saat ini, hanya komoditi kopra yang mampu kita pertahankan untuk didistribusikan ke pabrik-pabrik di pulau jawa. Pasar Asia, Afrika dan Eropa sebagai pasar tujuan di masa lalu terputus sudah, dunia telah berubah setelah 200 atau 300 tahun.
Kalau dulu Selayar mampu mandiri dalam produksi kapas, tekstil, kopra, lada dan kopi sekarang peran kemandirian itu harus didukung oleh daerah di sekitar Selayar agar distribusi logistik dari Kabupaten ini bisa diwujudkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari sektor peternakan boleh dikatakan kita memiliki ternak sapi yang lumayan banyak tapi itu belum cukup menunjang untuk kebutuhan distribusi logistik dari sektor peternakan.
Demikian halnya untuk hewan ternak seperti kambing yang terus berkurang jumlahnya sampai kepada kerbau dan kuda. Data mencatat dalam rentang waktu Juli 2020 sampai Juli 2021 transaksi ternak keluar dari NTT (Flores dan Balauring) mencapai 81.8 Miliar. Sampai boleh dikatakan bahwa Selayar tidak hanya dikelilingi oleh ikan tetapi juga dilalui oleh ribuan ternak.
Peluang besar untuk mewujudkan Selayar sebagai distribusi daging ternak ternyata ada disekitar kita. Bahan baku ternak tersedia sangat banyak dan dalam jumlah yang berlebihan. dengan memanfaatkan potensi letak geografis Selayar hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Pemerintah bersama masyarakat dapat membangun RPH Kelas A dan menjadikan Selayar sebagai pusat distribusi daging Nusantara. Kalau Jakarta mampu mensuply daging sampai ke Riau kenapa Selayar Tidak? Sementara bahan baku ada disekitar kita.
Dari Sektor pertanian yang tersisa tinggal Kelapa. Itupun butuh peremajaan. Kita HARUS mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh Du Bois De Juncigny dengan melakukan penanaman 5000 pohon kelapa 1849. Kemandirian produksi di sektor pertanian sama halnya di sektor peternakan. Hari ini kita butuh supply bahan baku dari daerah sekitar kita. Dari sektor utara ada kabaena, bau-bau sampai wanci yang merupakan pusat pengembangan jambu mete dan kelapa demikian pula dari sektor selatan ada flores yang juga merupakan daerah penghasil jambu mete, kelapa, dan kemiri yang dengan perencanaan yang tepat sumber daya dari daerah sekitar selayar sektor utara dan selatan dapat dimanfaatkan untuk membangun industri pertanian di Selayar.
Dengan hadirnya industri yang ditunjang bahan baku yang melimpah Selayar pada akhirnya dapat menjadi pusat distribusi pertanian Nusantara khususnya komoditi kelapa dan turunannya, jambu mete dan kemiri. Ketiga komiditi ini dapat menjangkau pasar Asia dan Eropa. Yang tentunya akan mengantarkan Selayar kembali masuk dalam jalur sutra (sea route) seperti di masa lalu. 300 tahun yang lalu.
Kita harus bersyukur dengan letak geografis Selayar yang ibaratnya seperti Surga di tengah laut. Tinggal bagaimana maayarakat Selayar melakukan Daya dan Upaya agar letaknya yang seperti Surga ditengah laut dapat membawa masyarakat Selayar merasakan Kehidupan Seperti juga di Surga. Istilah dalam bahasa Selayar MASAGENA.