Opini  

DMDI SUL-SEL: Mengokohkan Identitas Melayu-Islam di Era Globalisasi

Mewarta.com, Opini– Hidup ini adalah perjalanan yang senantiasa membawa kita pada persimpangan pilihan dan makna.

Di setiap langkah, terukir harapan untuk menenun kebaikan, menghidupkan kebijaksanaan, dan mendekatkan diri pada tujuan hakiki. Dalam ruang perjalanan ini, tak ada yang lebih indah selain menyaksikan harmoni tumbuh di antara manusia, budaya, dan nilai-nilai yang menjadi fondasi keberadaan kita.

Kehadiran Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), khususnya di Sulawesi Selatan, adalah hembusan angin segar di tengah laju peradaban.

Ia hadir laksana embun pagi yang membasahi tanah kering, menyegarkan kembali warisan budaya Melayu-Islam yang penuh hikmah dan nilai luhur. Dalam kepemimpinan Dr. H. Jufri Rahman, M.Si. seorang birokrat yang juga intelektual agamis, DMDI menjadi lebih dari sekadar organisasi, ia menjelma sebagai nakhoda peradaban yang membawa nilai-nilai Islam ke panggung dunia, memupuk harapan besar pada syiar Islam dan kemajuan umat.

Dr. H.Jufri Rahman,M.Si, yang mengemban amanah sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, bukan hanya simbol kepercayaan, tetapi juga cerminan perpaduan ideal antara birokrasi yang profesional dan intelektualitas yang religius.

Sosoknya memberikan energi baru bagi DMDI untuk tidak hanya menjaga warisan Melayu-Islam tetapi juga mengakselerasi berbagai rencana strategis demi menghidupkan syiar Islam.

Dalam visinya, harmoni antara adat Melayu yang bertuah dan Islam yang menjadi rahmat bagi semesta adalah kunci untuk menghadirkan maslahat yang luas bagi umat manusia.

Betapa eloknya ketika nilai-nilai warisan Melayu-Islam berpadu dalam satu napas perjuangan. Seruan “Takkan Melayu Hilang di Bumi, Bumi Bertuah Tanda Beradat” bukan hanya sekadar ungkapan nostalgia, tetapi panggilan untuk menghadirkan Islam sebagai agama yang hidup, adaptif, dan memberi solusi atas tantangan zaman. Begitu substansi pesan moril Ketum DMDI Indonesia Datuk Dr.H. Said Aldi Al-Idrus, MM. Dalam sambutannya saat mengukuhkan Pengurus DMDI Sul-Sel.

Dalam hal ini, DMDI adalah penjaga, penerus, dan pelopor, mengangkat kembali nilai-nilai luhur yang memuliakan manusia di hadapan Tuhannya.

Dalam balutan kearifan tradisi dan visi keislaman, DMDI menjadi simbol keberanian untuk melangkah lebih jauh, membawa pesan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Tambah Ketum Datuk Dr. H. Said Aldi Al-Idrus, MM. saat menutup sambutannya . Sebagaimana firman Allah:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)

Ayat ini menggarisbawahi misi Islam yang universal, memberikan kasih sayang dan manfaat bagi semua makhluk. DMDI mengemban amanah ini dengan menjaga warisan budaya Melayu-Islam sekaligus menggerakkan langkah-langkah besar menuju keberkahan bagi seluruh umat.

Pengukuhan pengurus DMDI Sul-Sel ini, adalah awal dari sebuah kisah panjang. Di bawah kepemimpinan Dr. H. Jufri Rahman, DMDI diharapkan mampu menjadi obor yang menerangi jalan syiar Islam, menjadikan Sulawesi Selatan sebagai pusat peradaban yang menyatukan budaya dan agama dalam harmoni.

Inilah kisah cinta kepada agama, budaya, dan manusia, sebuah perjalanan yang membawa kita menuju kebersamaan, keberkahan, dan kemajuan. Semoga jejak ini menjadi bagian indah dari catatan peradaban yang abadi.

Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI): Misi Universal Menguatkan Syiar Islam dan Persaudaraan Rumpun Melayu

Kehadiran organisasi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) di Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan sebuah momentum strategis untuk memperkokoh persatuan umat Islam di bawah panji rahmatan lil ‘alamin. Sebagai organisasi yang berupaya menghimpun dan mempersatukan rumpun Melayu Muslim, DMDI hadir dengan misi memperkuat budaya Melayu-Islam yang sarat nilai-nilai keadaban, kemanusiaan, dan keislaman.

Organisasi ini menjadi jawaban atas kebutuhan umat Islam untuk bersinergi dan bekerja cerdas demi kemajuan syiar Islam dan kemaslahatan umat dalam lingkup lokal, nasional, hingga internasional.

Makna Filosofis dan Kultural DMDI

Dalam tradisi Melayu-Islam, terdapat prinsip utama yang menggambarkan keutamaan persaudaraan, yakni:

“Takkan Melayu Hilang di Bumi, Bumi Bertuah Tanda Beradat.”

Prinsip ini mencerminkan komitmen masyarakat Melayu untuk menjaga akar budaya sebagai warisan peradaban yang bernilai universal dan relevan sepanjang zaman.

DMDI menempatkan nilai-nilai ini sebagai landasan moral, sekaligus memperkuat kesadaran akan pentingnya syiar Islam yang inklusif, toleran, dan memajukan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai-berai.” (QS. Ali Imran: 103)

Dalil ini menegaskan bahwa ukhuwah Islamiyah adalah fondasi penting dalam mewujudkan harmoni umat. Melalui persatuan rumpun Melayu-Muslim, DMDI menjadi wadah strategis yang mempertemukan potensi budaya, agama, dan kerja kolektif umat Islam untuk menguatkan kebangsaan.

DMDI Sebagai Agen Syiar Islam

DMDI hadir tidak sekadar sebagai organisasi budaya, melainkan sebagai agen syiar Islam yang meneguhkan semangat rahmatan lil ‘alamin. Islam yang rahmatan lil ‘alamin mencakup aspek spiritual, sosial, dan peradaban, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)

Ayat ini menekankan bahwa Islam adalah agama kasih sayang yang membawa kemanfaatan bagi seluruh umat manusia, tanpa melihat perbedaan suku, bangsa, atau budaya.

Oleh karena itu, peran DMDI dalam menjaga warisan Melayu-Islam tidak hanya terbatas pada budaya lokal, tetapi juga sebagai bagian dari kontribusi umat Islam dalam membangun peradaban dunia.Rasulullah SAW juga bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad)

Melalui organisasi ini, umat Islam diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam berbagai sektor, seperti pendidikan, ekonomi, kemanusiaan, dan budaya.

Pilar-Pilar Utama DMDI

DMDI memiliki beberapa pilar utama dalam menjalankan misinya, di antaranya:

1. Penguatan Pendidikan Islam
Pendidikan menjadi sektor prioritas dalam menyebarkan syiar Islam yang berbasis pada nilai-nilai ilmiyah dan amaliyah. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah: 11)

Komitmen DMDI dalam mengirimkan mahasiswa ke luar negeri atau memperkuat pendidikan lokal merupakan langkah strategis untuk mencetak generasi cerdas yang siap berkontribusi bagi umat.

2. Pengembangan Ekonomi Umat
DMDI juga dapat menjadi katalisator dalam menggerakkan ekonomi umat berbasis syariah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ
“Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada.” (HR. Tirmidzi)

Penguatan sektor ekonomi berbasis budaya Melayu dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan memperkokoh kemandirian umat.

3. Kemanusiaan dan Persaudaraan Global
Sebagai organisasi yang menjangkau 28 negara, DMDI dapat menjadi jembatan harmonisasi antarbangsa. Prinsip ukhuwah Islamiyah menjadi landasan untuk mempererat hubungan ini, sebagaimana pesan Nabi Muhammad SAW:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin bagi mukmin lainnya adalah seperti bangunan yang saling menguatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Solusi dan Strategi DMDI untuk Umat

1. Meningkatkan Kolaborasi dengan Pemerintah
Kehadiran DMDI di Sulsel menunjukkan pentingnya dukungan pemerintah dalam menciptakan sinergi antara budaya lokal dan kebijakan nasional. Pemerintah dapat memfasilitasi berbagai program DMDI yang berdampak langsung pada masyarakat.

2. Pemberdayaan Generasi Muda
Generasi muda adalah aset strategis untuk keberlanjutan organisasi. DMDI dapat merangkul mereka melalui program pendidikan, kewirausahaan, dan pelatihan berbasis nilai-nilai Islam.

3. Menguatkan Dakwah Moderasi Islam
Dakwah yang moderat dan inklusif adalah kunci untuk menghadapi tantangan globalisasi. DMDI dapat menjadi pelopor dakwah yang menanamkan nilai-nilai toleransi, keadilan, dan kasih sayang dalam masyarakat multikultural.

Sehingga dengan demikian, DMDI adalah simbol kebangkitan umat Islam melalui penguatan budaya, syiar, dan peradaban yang membawa kemaslahatan bagi seluruh manusia.

Kehadirannya di Sulsel bukan hanya untuk menjaga warisan Melayu-Islam, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai persatuan, kemanusiaan, dan keadilan.

Dengan berlandaskan pada Al-Qur’an, Sunnah, dan nilai luhur budaya Melayu, DMDI memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak kemajuan umat Islam dalam skala lokal dan global.

Semoga Allah memberkahi setiap langkah perjuangan DMDI dan menjadikannya sebagai amal shalih yang terus mengalir untuk kebaikan umat.

Penutup dan Kesimpulan

Hidup adalah rangkaian kisah yang kita rajut bersama, dengan benang-benang harapan, doa, dan perjuangan.

Dalam setiap langkahnya, kita dihadapkan pada tugas mulia untuk menjaga, memelihara, dan membawa warisan yang telah dititipkan kepada kita ke arah yang lebih baik. Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) hadir bukan hanya sebagai penjaga tradisi, tetapi juga sebagai pemandu peradaban yang mengarahkan langkah-langkah umat menuju harmoni, keberkahan, dan kemajuan.

Di bawah kepemimpinan Dr. H. Jufri Rahman, M.Si., seorang birokrat yang juga intelektual agamis, DMDI menjadi cahaya yang menuntun arah, menyatukan kekayaan budaya Melayu dan keagungan Islam dalam langkah yang harmonis.

Dengan visi yang kuat dan jiwa yang penuh pengabdian, beliau adalah nakhoda yang membawa DMDI melintasi gelombang zaman, menancapkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin sebagai fondasi kehidupan.

Kesimpulan dari perjalanan ini adalah bahwa warisan budaya dan nilai Islam bukanlah sekadar cerita masa lalu, melainkan pelita untuk menerangi jalan ke depan. DMDI tidak hanya berjuang menjaga identitas, tetapi juga menghidupkan syiar Islam dengan semangat pembaruan. Sebagaimana firman Allah:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan.” (QS. Al-Ma’idah: 2)

Ayat ini mengajarkan bahwa hanya dengan kolaborasi dan harmoni kita dapat mencapai kemaslahatan bersama. Dalam semangat inilah, DMDI menjadi jembatan penghubung antara tradisi dan inovasi, antara akar dan pucuk, antara masa lalu yang kaya dan masa depan yang penuh harapan.

Sebagai penutup, mari kita jadikan perjalanan ini sebagai bagian dari pengabdian kita kepada agama, budaya, dan kemanusiaan.

Sebuah perjalanan yang diwarnai dengan cinta, kebijaksanaan, dan keberanian untuk melangkah. Semoga langkah-langkah kita dalam menjaga dan mengembangkan warisan ini menjadi amal jariyah yang membawa keberkahan, tidak hanya bagi kita, tetapi juga bagi generasi mendatang.

Hidup bukan hanya tentang apa yang kita tinggalkan, tetapi tentang bagaimana kita menghidupkan. Dan DMDI adalah bukti bahwa warisan budaya dan nilai-nilai luhur Islam dapat menjadi kekuatan yang tak lekang oleh waktu.

Mari melangkah bersama, dengan hati yang penuh keikhlasan dan jiwa yang terarah pada ridha-Nya. Semoga kisah ini menjadi bingkai indah dalam sejarah peradaban manusia.# Wallahu A’lam Bishawab🙏