Mewarta.com. Takalar, 22 Mei 2025 – Suasana penuh antusiasme menyelimuti Pondok Modern Nurul Asafa Patallassang, Takalar, hari Kamis lalu. Puluhan santri angkatan III yang bersiap menamatkan pendidikan mereka, mengikuti seminar pembekalan calon alumni dengan tema “Study in Foreign Country dan Praktek Hypnoterapi.” Acara yang berlangsung sejak pukul 13.00 WITA hingga 17.30 WITA ini dimoderatori oleh Ustaz Ghazali dan menghadirkan narasumber istimewa, Coach Muh. Anwar. HM.
Sejak menginjakkan kaki pertama di Pondok Modern Nurul Asafa, Coach Anwar sudah dibuat terkesima. “Pondok pesantren ini luar biasa, sangat bagus, luas, santrinya ramah, asri, dan adem,” ujarnya dengan senyum lebar, memancarkan kesan positif yang terasa hangat. Kesan pertama yang membekas ini menjadi pembuka apik untuk sesi pertama seminar.
Dengan gaya yang sangat memukau, Coach Anwar berhasil ‘menyihir’ perhatian para peserta. Ia memulai dengan membahas impian studi di luar negeri, bukan sekadar angan, tapi sebuah rancangan matang yang butuh persiapan menyeluruh. “Ingat, bukan cuma modal nekat, tapi juga modal ‘nekad’ yang terencana!” candanya, membuat para santri tertawa renyah.
Coach Anwar menjelaskan secara gamblang apa saja yang dibutuhkan dan dipersiapkan. Mulai dari kemampuan bahasa asing yang mumpuni, tak hanya fasih bicara tapi juga memahami budaya dari bahasa tersebut. “Bahasa itu jembatan, bukan hanya untuk berkomunikasi, tapi juga untuk menyelami jiwa sebuah bangsa,” tegasnya. Kemudian, ia juga menekankan pentingnya pemilihan jurusan dan universitas yang tepat, yang sesuai dengan minat dan potensi diri. “Jangan ikut-ikutan teman, nanti menyesal di tengah jalan,” nasihatnya serius namun dibalut senyum.
Yang tak kalah penting, Coach Anwar mewanti-wanti mengenai “culture shock.” “Bayangkan, di sini kita terbiasa dengan matahari yang ramah, di sana bisa jadi salju setinggi pinggang! Atau, di sini kita terbiasa makan nasi pakai tangan, di sana mungkin garpu sendok jadi alat perang,” paparnya, menggambarkan perbedaan iklim, makanan, hingga kebiasaan sosial yang bisa membuat seseorang kaget. Ia menyarankan para calon alumni untuk mempelajari budaya setempat jauh-jauh hari, mencari informasi sebanyak-banyaknya, dan yang terpenting, “siapkan mental baja dan hati yang lapang untuk beradaptasi!” Motivasi terus mengalir dari bibirnya, “Hidup itu tentang belajar, belajar beradaptasi, dan belajar menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Jangan takut gagal, takutlah jika tidak pernah mencoba!”
Setelah sesi yang penuh inspirasi, Coach Anwar beralih ke materi kedua yang tak kalah menarik: praktek hypnoterapi. Suasana tegang awalnya sempat menyelimuti, namun Coach Anwar dengan cerdas meredakannya dengan humornya. “Tenang, jangan bayangkan saya akan mengeluarkan mantra atau menghipnotis kalian untuk menyerahkan semua isi dompet!” ucapnya disambut tawa pecah.
Ia menjelaskan bahwa hipnosis adalah ilmu, bukan sihir hitam. “Ini masuk kategori ilmu putih, tergantung siapa yang menggunakannya. Seperti pisau, bisa untuk memotong sayur, bisa juga untuk hal yang tidak benar. Intinya, kendali ada pada diri kita,” jelasnya. Dengan gaya jenaka, Coach Anwar memaparkan bahwa hipnosis adalah kondisi relaksasi mendalam di mana pikiran bawah sadar lebih terbuka untuk menerima sugesti positif. “Bukan tidur kok, kalian tetap sadar, cuma pikiran kalian lagi asyik rebahan!” kelakarnya.
Untuk membuktikan bahwa hipnosis tidak seseram yang dibayangkan, Coach Anwar mengundang beberapa peserta secara acak untuk simulasi. Salah satu santri yang awalnya terlihat tegang, diminta maju kedepan. Coach Anwar memintanya membayangkan tangannya sangat di bakar oleh sebatang rokok. Tak lama, tangannya merasakan sangat panas seolah rokok tersebut sangat panas (padahal rokok tidak dobakar sama sekali) membuat takjub santri lainnya. “Wah, ini bukan sihir, tapi kayak ada dorongan dari dalam!” serunya dengan matanya yang berbinarberbinar.
Ada pula simulasi ketika seorang santri, diminta membayangkan buah-buahan yang ia sukai dan yang ia tidak sukai. Seketika, ekspresi kekuatan tangannya sangat kuat dan tangan satunya sangat lemah dan peserta lain spontan berucap, “Astaga, rasanya kuat sekali tangannya namun tangan satunya sangat lemah!” sambil menunjukkan ekspresi wajah yang keheranan, membuat seisi ruangan tertawa.
Komentar para peserta setelah simulasi pun tak kalah jenaka. “Saya kira tadi bakal jadi ayam, eh malah tangan saya ringan sendiri!” celetuk salah satu santri. Santri lain menimpali, “Saya pikir bakal diajak joget di depan, ternyata malah diajak rileks, lumayan buat stres ujian!” Kesan yang ditinggalkan bukan hanya tawa, tapi juga pemahaman baru bahwa hipnosis adalah alat bantu positif jika digunakan dengan benar.
Kegiatan ditutup dengan rasa syukur dan optimisme. Coach Anwar menyampaikan apresiasi atas antusiasme santri Pondok Modern Nurul Asafa. “Kalian adalah generasi penerus bangsa, dengan semangat dan wawasan seperti ini, masa depan cerah ada di tangan kalian,” tuturnya penuh harap.
Di akhir acara yang penuh makna ini, sebuah kesepakatan berharga pun terjalin antara Coach Anwar dengan pimpinan Pondok Pesantren Modern Nurul Asafa, Al-Mukarram Ustaz Zakriadi, S.Pd.I. Rencananya, akan diadakan pelatihan khusus hypnoteaching untuk para guru di lembaga ini. Ini adalah langkah maju yang luar biasa, menunjukkan komitmen Pondok Modern Nurul Asafa untuk terus mengembangkan potensi pendidik dan menciptakan lingkungan belajar yang inovatif.
Keseluruhan acara ini meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi seluruh peserta. Sebuah pembekalan yang tak hanya membukakan wawasan tentang studi di luar negeri, namun juga memperkenalkan potensi luar biasa dari pikiran manusia melalui hypnoterapi, semuanya disajikan dengan cara yang cerdas, interaktif, dan penuh motivasi.