News  

KEPAHLAWANAN SULTAN ALAUDDIN: Refleksi Peringatan Hari Pahlawan dan Dies Natalis UINAM ke-59

Mewarta.com, Opini- Kepahlawanan Sultan Alauddin memiliki relevansi mendalam dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional, yang dirayakan setiap 10 November, serta Dies Natalis Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang ke-59. Kedua momentum ini menjadi kesempatan untuk merefleksikan jasa dan nilai-nilai perjuangan Sultan Alauddin yang terus hidup sebagai inspirasi dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan, identitas agama, dan budaya bangsa.

Sultan Alauddin bukan hanya pahlawan dalam sejarah lokal Sulawesi Selatan, tetapi juga figur yang mencerminkan semangat nasionalisme, keberanian, dan keimanan yang kuat, yang relevan hingga kini.

1. Konteks Kepahlawanan Sultan Alauddin dalam Peringatan Hari Pahlawan Nasional

Hari Pahlawan Nasional diperingati sebagai penghormatan atas jasa para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Sultan Alauddin, meski hidup pada abad ke-17, adalah salah satu tokoh yang memelopori perlawanan terhadap kekuatan kolonial Eropa, yaitu VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).

Keberaniannya menolak monopoli perdagangan dan mempertahankan hak atas kemerdekaan dan kedaulatan Kerajaan Gowa mencerminkan semangat yang sama dengan perlawanan nasionalis pada masa kemerdekaan Indonesia di abad ke-20.

Sebagai pahlawan yang gigih mempertahankan wilayahnya, Sultan Alauddin mengajarkan pentingnya integritas dan kemandirian bangsa dalam menghadapi kekuatan asing.

Semangat ini sejalan dengan tema Hari Pahlawan Nasional yang selalu menekankan nilai-nilai keikhlasan, keberanian, dan pengorbanan untuk kepentingan bangsa dan negara.

Sultan Alauddin menolak tawaran monopoli VOC meski harus mengorbankan nyawanya dan melibatkan pasukannya dalam perang panjang. Sikap ini menjadi teladan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama di tengah tantangan globalisasi dan pengaruh asing saat ini, bahwa semangat mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan harus tetap dijaga.

2. Relevansi Nilai Kepahlawanan Sultan Alauddin dalam Dies Natalis UIN Alauddin Makassar yang ke-59

UIN Alauddin Makassar, sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi Islam yang berusia 59 tahun, mengambil nama Sultan Alauddin sebagai simbol dan patron.

Hal ini bukan hanya sebagai penghormatan, tetapi juga sebagai representasi dari nilai-nilai yang diusung oleh Sultan Alauddin: semangat religius, kecintaan pada ilmu, dan perjuangan untuk kebenaran.

Dies Natalis UIN Alauddin Makassar adalah momentum yang tepat untuk meninjau kembali nilai-nilai ini dan mengaplikasikannya dalam konteks modern pendidikan Islam.

Sebagai universitas Islam, UIN Alauddin diharapkan dapat melanjutkan visi Sultan Alauddin dalam menyebarkan Islam yang inklusif dan mengedepankan nilai-nilai toleransi, keadilan, serta kemandirian.

Peran Sultan Alauddin dalam Islamisasi Sulawesi Selatan adalah contoh nyata dari penyebaran agama yang damai dan menghargai keberagaman. Pada Dies Natalis ke-59 ini, semangat ini bisa menjadi landasan bagi UIN Alauddin untuk terus berkontribusi dalam pendidikan Islam yang moderat, membangun kader bangsa yang berakhlak mulia, berintegritas, dan mampu bersaing dalam dunia modern.

Dies Natalis tahun ini mengangkat tema “Merawat Keunggulan, Menjaga Keseimbangan, Meniti Kesinambungan,” yang mencerminkan tekad UIN Alauddin untuk mempertahankan prestasi sekaligus meraih pengakuan global

Rektor UIN Alauddin,Prof. Hamdan Juhannis, Ph.D, daam pidatonya mengungkapkan sejumlah capaian penting yang telah diraih UIN Alauddin, termasuk keberhasilan memperoleh akreditasi unggul, yang menjadikan universitas ini sebagai salah satu dari “The Great 7” PTKIN yang pertama terakreditasi “A” dan menjadi satu-satunya PTKIN dengan akreditasi A di luar Pulau Jawa untuk waktu yang cukup lama.

Momentum Dies Natalis ini harus menjadi pendorong agar bersiap menapaki peringkat 1.500 besar perguruan tinggi dunia versi QS World University Ranking, sebuah lembaga pemeringkatan yang sangat kredibel agar UIN Alauddin bisa dikenal di tingkat ASEAN hingga dunia.

3. Inspirasi Kepahlawanan dalam Pengembangan Karakter Mahasiswa

Sultan Alauddin tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang tangguh secara militer tetapi juga sebagai sosok yang bijak dan religius. Semangatnya dalam mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan kebijakan pemerintahan memberikan inspirasi bagi pengembangan karakter mahasiswa UIN Alauddin Makassar.

Nilai-nilai kepahlawanan Sultan Alauddin dapat menjadi inspirasi untuk membentuk mahasiswa yang tidak hanya memiliki keunggulan akademik, tetapi juga memiliki keteguhan hati, keikhlasan dalam mengabdi, dan keberanian dalam menegakkan kebenaran.

Pada Dies Natalis ke-59, UIN Alauddin bisa merefleksikan kepahlawanan Sultan Alauddin sebagai teladan dalam pendidikan karakter. Misalnya, nilai kejujuran dan keadilan yang diusung Sultan Alauddin dapat diterapkan dalam prinsip akademik, di mana mahasiswa didorong untuk belajar dengan jujur, menghargai ilmu, dan membangun sikap kritis yang konstruktif.

Semangat juang dan dedikasi Sultan Alauddin dalam mempertahankan tanah air juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembinaan generasi muda yang mencintai tanah air, memiliki semangat nasionalisme, dan siap berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat.

4. Meneladani Kepemimpinan Sultan Alauddin di Era Modern

Kepemimpinan Sultan Alauddin adalah contoh dari kepemimpinan yang mengutamakan keberanian, keteguhan, dan cinta kepada rakyat.

Di tengah kompleksitas dunia saat ini, kepemimpinan seperti ini tetap relevan, khususnya bagi para mahasiswa yang sedang mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan.

Peringatan Dies Natalis UIN Alauddin Makassar ke-59 dapat menjadi ajang untuk menanamkan pada mahasiswa bahwa seorang pemimpin tidak hanya memikirkan keuntungan pribadi, tetapi juga kesejahteraan rakyatnya.

Sultan Alauddin dikenal tidak pernah tunduk kepada VOC meski harus menghadapi risiko besar, hal ini mengajarkan pada mahasiswa tentang pentingnya memegang prinsip dan berani melawan ketidakadilan.

Prinsip ini sangat penting di era globalisasi dan informasi yang pesat saat ini, di mana mahasiswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang berani memperjuangkan kebenaran dan keadilan, baik dalam konteks akademis, sosial, maupun politik.

5. Mengintegrasikan Semangat Kepahlawanan Sultan Alauddin dalam Misi UIN Alauddin Makassar

UIN Alauddin Makassar memiliki misi untuk menjadi universitas yang unggul dalam pendidikan Islam dan memberikan kontribusi bagi masyarakat. Semangat kepahlawanan Sultan Alauddin dapat menjadi dasar dalam mencapai misi ini. Keberaniannya dalam mempertahankan nilai-nilai luhur dan identitas bangsa bisa diterapkan dalam visi UIN Alauddin untuk mengembangkan riset-riset yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan masyarakat, sekaligus menjaga identitas dan nilai-nilai Islam yang moderat seperti yang diutarakan Menteri Agama RI Prof Dr.KH.Nasaruddin Umar,MA dalam orasi sambutannya pada puncak peringatan Dies Natalis UIN Alauddin yang ke-59.

Lebih lanjut Menteri Agama RI yang juga merupakan alumni Fakultas syariah IAIN Alauddin memaparkan bahwa dalam memperingati Dies Natalis yang ke-59, UIN Alauddin Makassar dapat menguatkan dosen-dosen untuk meningkatkan SDM melalui riset-riset yang merangsang otak kanan untuk terus memproduksi nilai-nilai pemikiran yang konstruktif kedepan sekaligus menguatkan tekad untuk mencetak lulusan yang berdaya saing global namun tetap memiliki prinsip dan moral yang kuat.

Karena itu Menteri Agama RI berharap agar para dosen tidak hanya mengajar saja, tapi juga harus juga banyak belajar. Karena gergaji jika tidak pernah diasah tidak akan produktif. Ini masa depan yang akan kita lewati. Karena kita harus menjemput masa depan sebelum masa depan itu datang

Hal ini tentu sejalan dengan prinsip dan kepribadian Sultan Alauddin yang memiliki wawasan luas dan terbuka dalam berdagang dan berinteraksi dengan bangsa lain namun tetap menjaga nilai-nilai keagamaan dan nasionalisme.

Kesimpulan

Peringatan Hari Pahlawan Nasional dan Dies Natalis UIN Alauddin Makassar ke-59 bukan sekadar ritual tahunan, tetapi momentum reflektif untuk meneladani semangat kepahlawanan Sultan Alauddin.

Semangat kepahlawanan yang ia tunjukkan dalam mempertahankan kemerdekaan, memperjuangkan nilai-nilai Islam, dan mengedepankan kesejahteraan rakyat adalah fondasi penting bagi Indonesia modern yang ingin mempertahankan kedaulatan, keadilan, dan kebebasan.

Bagi UIN Alauddin, nilai-nilai ini dapat dijadikan landasan dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter mahasiswa. Dengan meneladani Sultan Alauddin, UIN Alauddin Makassar dapat melahirkan generasi penerus yang memiliki integritas, kecintaan pada tanah air, semangat keagamaan, dan kemampuan untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa.

Peringatan ini menjadi pengingat bahwa perjuangan Sultan Alauddin tidak hanya dikenang, tetapi juga diwarisi dan dilanjutkan oleh setiap mahasiswa dan akademisi yang berjuang demi kemajuan ilmu dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.