Saat Mentari Menyapa Senam Pagi Penuh Keakraban di Halaman Institut Parahikma Indonesia

Mewarta.com. – Gowa, 16 Mei 2025 – Matahari pagi belum tinggi, tapi sinarnya telah menari lembut di sela-sela dedaunan. Di halaman Institut Parahikma Indonesia, sekelompok mahasiswa penghuni asrama tampak larut dalam irama pagi yang penuh kehangatan. Senam pagi mereka bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan perayaan kecil atas hadirnya hari baru—dengan tubuh yang sehat, hati yang ringan, dan langit yang biru.

Langkah-langkah kecil mereka menyambut sang mentari, gerakan yang selaras dengan desir angin dan gemuruh tawa persahabatan. Di bawah semburat jingga yang mulai merona, halaman kampus berubah menjadi panggung harmoni, tempat tubuh bergerak dan jiwa bersyukur.

“Rasanya seperti disapa hangat oleh matahari. Setiap gerakan seolah menghapus rasa lelah dan menggantinya dengan semangat baru,” ungkap Aulia, salah satu mahasiswi asrama dengan senyum mengembang.

Senam pagi ini diadakan secara swadaya oleh anak-anak asrama sebagai bentuk kebersamaan dan gaya hidup sehat. Mereka berkumpul tanpa paksaan, hanya karena ingin saling menjaga—dan saling hadir—di awal hari.

“Kami sengaja memilih waktu subuh menjelang pagi, karena di saat itulah suasana terasa paling damai. Matahari terasa begitu dekat, seperti teman yang datang memberi semangat,” tutur Ainun, mahasiswa semester enam yang menjadi penggagas kegiatan ini.

Usai senam, para peserta duduk bersila di rerumputan, menyeruput teh hangat sambil berbincang ringan, ditemani cahaya pagi yang perlahan menyingkap langit biru. Tidak ada hingar bingar, hanya keakraban yang tumbuh alami di bawah langit kampus yang penuh cinta.

Kegiatan ini membuktikan bahwa romantika pagi tak harus di pantai atau pegunungan. Di halaman kampus, bersama teman seperjuangan, dan diiringi cahaya lembut mentari—senam pagi pun menjadi puisi yang hidup.

Laporan : Angkilang

Exit mobile version